Jumbo dari Ayah Ayuri
Film karya Rian Adriandhy, klaimnya menghabiskan waktu lima tahun untuk menggarapnya. Sukses membuat orang tua seperti gua dan Shabrina menitikkan beberapa gelas air mata. Filmnya tentang bocah gendut yatim piatu yang di-bully di tongkrongannya, dianggep apa-apa yang dia lakuin pasti bakal gagal dan nyusahin ketika tergabung dalam tim. Bocah gendut yang dibikinin buku dan lagu sama orang tuanya. Buku yang hampir setiap waktu dia ceritain ke temen-temennya sampe temen-temennya bosen. Kemudian ada setan yang jadi temen dia, lalu mereka mementaskan pertunjukkan spektakuler dan mengungkap kasus pembangunan di kampungnya.
Dari alur dan jalan cerita, filmnya nggak bikin orang terlalu mikir dan mudah dimengerti. Ceritanya menurut gua lebih berfokus pada proses-proses untuk mencapai tujuan dan konflik-konflik anak-anak tentang ego dan janji.
Kemudian, karena film ini untuk semua umur, jadi cocok buat film keluarga. Film ini juga menurut gua lebih ngena buat para suami-istri yang udah punya anak. Ini ngena banget banget banget. Buat lo lo lo para jomlo bau kapur barus, lo nggak akan ngerasain feel jadi orang tua yang nonton pelem ini.
Pada intinya, pelem ini bagus banget buat ditonton untuk semua kalangan, terkhusus para orang tua.
Kemudian skip sama filmya. Setelah gua nonton sama Shabrina, sepanjang jalan pulang kita bahas film itu dan pesan-pesan yang bisa kita ambil, lalu terapkan sama Ayuri. Pola-pola asuh yang sebelumnya sudah kita terapkan dibahas selama perjalanan pulang. Saat itu, gua dan Shabrina merasa sudah sesuai koridor sebagai orang tua. Merasa keren ajadah pokoknya dengan perkembangan Ayuri sampai sejauh ini. Tapi kita tetep mawas diri, jalannya masih panjang dan kitalah yang harus bangun jalan itu supaya bisa dilewatin dengan mulus dengan beberapa obstacle buat life skill Ayuri.
Jumbo ini mungkin adalah kita di masa lalu. Gua inget waktu gua kelas 3 SD, gua sering dipalak sama adik kelas gua sendiri karena gua cemen. Sampai 2 tahun, ketika gua kelas 5, akhirnya bisa gua lawan dan lepas dari pemalakkan itu. Kalo dipikir-pikir, memalukan sekali gua saat itu, dipalak sama adek kelas. Tapi semua sudah terlewat, gua sudah memaafkan Jimi kelas 3 SD itu dan bangga karena dia sudah berani melawan.
Jumbo punya OST yang cakep banget. Lagunya ceria, tapi liriknya sedih, men. Jadi di satu waktu, gua lagi maen sama Ayuri siang-siang, Shabrina lagi masak. Lalu gua iseng nyetel OST itu dan nyanyi bareng. Setelah dua kali nyetel lagu yang sama, gua baru menghayati tiap-tiap liriknya dan entah kenapa kok tiba-tiba gua nangis. Lagu itu ceritanya dibikin orang tua buat anaknya. Tentang orang tua yang ngasih paham bahwa dunia ini ada pahitnya dan setiap orang pasti menghadapi itu. Gua nangis sambil meluk Ayuri. Terus Shabrina masuk dan langsung menyadari kenapa gua nangis, karena Shabrina udah paham lagu itu tentang apa. Lu dengerin sambil baca liriknya dah, merinding sampe ke bool bool.
Yaudah gitu aja.
Komentar
Posting Komentar