Jari Kaki Anakku

Hari ini tepat 10 bulan usia anak gua. Ayuri tumbuh jadi anak yang riang, positive vibes, dan unik bagi gua. Keunikan Ayuri yang mungkin juga terjadi di bayi-bayi lain adalah soal main. Ketika dia hepi, dia bakal seru banget main sama gua. Entah nyanyi, ngacak-ngacak mainan, atau teriak-teriak gak jelas. Energinya bener-bener super untuk ukuran bayi 10 bulan. Tapi ketika dia ngantuk dan bete, dia bakal mereog mencari Ibunya. Nggak betah digendong, diajak main, atau setidaknya mengalihkan perhatiannya. Dia bakal meraung-raung tanpa air mata sampe nempel Emaknya dan nenen. Kayak gua ini tempat bagian seneng-senengnya doang, Shabrina tempat keluh kesahnya.

Gua berharap kebiasaanya ini tidak bertahan sampai dia gede. Gua juga mau jadi tempat dia ngeluarin keluh kesah dan tempat dia nyari kesenangan. Bukan cuma gua, Shabrina pun harusnya begitu.

Ayuri punya wajah yang lucu, beda sama gua yang mukanya kayak genteng ini. Gua sampai mencari-cari apa bagian fisik yang mirip antara gua dan dia. Sulit menemukannya. Sampai akhirnya gua memperhatikan kakinya, khususnya jari kakinya. Jari kakinya mirip banget gua. Jari kaki yang tipis dan panjang. Sejauh ini baru itu yang gua temukan dan bisa gua banggakan serta salah satu bukti bahwa ini bener anak gua.

Kadang gua dan Shabrina bertanya-tanya. Bagaimana gua dan dia mempunyai anak yang lucu dan menjadi bayi favorit di sekolah. Karena kami berdua ini biasa-biasa aja. Bahkan gua terkesan busuk. Tapi anaknya ini lucu banget coy. Anugerah Tuhan mana lagi yang kamu dustakan. Begitulah kurang lebih.

Harapan gua, dari jari kaki yang mirip gua ini adalah langkah-langkahnya selalu dalam kebaikan. Langkah-langkah yang berjalan ke tempat-tempat baik, ke kegiatan-kegiatan bermanfaat, dan ke jalan-jalan yang banyak orang baik juga bersamanya. Meskipun kalo dia molor, kadang kakinya nyangkut di idung atau muka gua, tapi semoga itu sebagai batu loncatan saat dia kecil aja. Semoga besarnya membawa orang tuanya ke arah-arah kebaikan.

Gua juga berharap dia mewarisi setitik langkah perjuangan Ayahnya. Mengatakan yang benar, membongkar kebohongan, dan melawan kesewenang-wenangan. Di manapun. Bahkan di ruang tamu tempat kita biasa makan bersama. Karena dari jari kakinya, mewarisi langkah dan perjuangan Ayahnya.


Yaudah gitu aja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arunika Yumna Rinjani

[PMS] Perjalanan Menikahi Shabrina

Dari Ayah untuk Bapak