Setahun Ayuri
Selamat setahun, anakku, Arunika Yumna Rinjani.
Seru bukan, kehidupan setahun ini bersama kami? Bapak yang gila dan Ibu yang gila karena Bapaknya gila.
Setahunnya Ayuri sangat kami syukuri. Lahirnya Ayuri menjadi semangat baru untuk saya menghadapi kehidupan yang diacak-acak Prabowo ini. Meskipun kehidupan diacak-acak, tetap ada alasan untuk terus hidup; Ayuri dan Shabrina.
Ayuri menjadi gadis yang menemani hari-hari saya yang gila ini. Tawa dan candamu memberikan kekuatan. Begitu kata Barasuara. Bicara-bicara, ketika saya menghayati lagu itu, lagu Tenggelam Dalam Waktu. Wajah yang terbayang adalah Shabrina dan Ayuri. Betapa mereka berdua mengubah hidup saya yang sempat berantakan, kemudian ditata kembali oleh Shabrina, dan dihias oleh Ayuri. Setiap pulang kerja, saya seringkali mencium kening Shabrina dan Ayuri ketika mereka sudah tertidur. Entah kenapa, reflek saya melakukan itu sejak menikah, Shabrina hamil, dan sampai saat ini Ayuri sudah setahun. Semua berjalan cepat tapi terasa banyak sekali yang terjadi.
Setahun menjadi Bapak adalah hal yang tidak pernah saya bayangkan akan semenyenangkan ini. Fakta lucunya adalah, ketika Shabrina hamil, sebenarnya saya ingin anak laki-laki yang membayangkan serunya diajak main. Tapi ternyata Allah punya rencana lain. Dan rencana itu sepertinya memang lebih baik. Pada kenyataan dan perjalanan waktunya, sepertinya saya memang lebih menyukai anak perempuan. Meskipun jika dilihat ke depan, tanggungjawab dan perhatiannya lebih besar.
Ayuri hidup untuk hidupnya. Dan bersyukurnya kami adalah Ayuri juga menghiasi hidup kami. Anak perempuan yang lucu habis, menggemaskan, dan banyak hal tak terduga yang dilakukannya mewarnai hari kami dengan tawanya. Saya tidak pernah mengira akan memiliki anak selucu ini, diluar ekspektasi saya.
Lucunya juga melihat ke belakang. Ketika hari-hari awal Ayuri lahir, saya sempat "rebutan" dengan Ibu mertua. Saya ingin selalu ada bersama Ayuri sebagai Ayah. Ibu mertua ingin juga menjaga cucu pertamanya. Siapa yang tidak mau dengan anak selucu ini? Sampai jadi rebutan dan menimbulkan pertikaian lucu juga dipikir-pikir sekarang. Kemudian tergesernya tahta saya sebagai suami karena prioritas Shabrina berubah fokusnya ke Si Botak ini, yang sempat membuat diskusi panjang dengan jalan keluar yang tentu kami temukan. Sakitnya juga yang sungguh tidak membuat saya semangat ketika hilang dari pandangannya. Dan banyak hal-hal unik yang anak ini lakukan.
Di satu tahunnya Ayuri, saya ingin mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Maha Pencipta, Ayuri karena sudah hidup setahun dan mewarnai hari kami, Shabrina sebagai teman hidup dan Ibu yang luar biasa untuk Ayuri, orang tua kami, dan saudara-saudara sejawat yang meramaikan hidup Ayuri.
Ayuri akan terus saya jaga, "berjudi" mempertaruhkan hidup saya untuk hidupnya. Mungkin saya bukan Bapak sempurna, tapi saya akan berusaha sebaik mungkin supaya Ayuri mendapatkan sesuatu yang terbaik yang sudah saya usahakan. Saya berjanji memberikan semua yang bisa saya berikan. Semua kami siapkan yang terbaik. Waktu hamil, Shabrina pernah saya minta untuk berhemat karena saya merasa pengeluaran ketika hamil cukup di atas rata-rata dari biasanya dan ada insiden menimpa saya di kantor. Kemudian saya menyadari sesuatu. Beberapa hari setelahnya, saya ralat dan tegaskan bahwa apapun yang dibutuhkan, silakan dibeli. Karena akhirnya saya menyadari, bahwa setiap apa-apa yang kita butuhkan pasti akan dicukupkan oleh yang di atas. Dengan saya membatasi, sesuatu yang harusnya kita dapatkan untuk kecukupan tapi tidak turun karena batas yang saya buat. Saya mengesampingkan dapat uang untuk itu semua dari mana. Tapi saya merubah cara pandang tentang kebutuhan Shabrina dan calon anak kami saat itu. Terbukti, semua tercukupi dan semua berjalan sesuai rencana-Nya.
Apapun untuk Ayuri, kami usahakan. Kami sedang menikmati waktu bersama Ayuri. Belum ada rencana untuk menambah adik untuk Ayuri. Hanya gurauan yang sering dianggap serius oleh Shabrina. Tapi percayalah sayang, dibalik gurauan itu, saya benar-benar sedang menikmati waktunya dan belum pengin punya lagi. Hanya seneng aja liat muka sebel lu kalo gua becandain itu hewehweh.
Selamat setahun, Ayuri. Nikmatilah hidupmu, terus jadi anak kesayangan kami, tumbuh besar, soleha, terus ceria, terus hebat, terus nurut dengan perintah baik orang tua, dan ayo kita hidup di tahun-tahun selanjutnya bersama!
Lets go ke bulan sabit!!!
Komentar
Posting Komentar