24

Di tahun ke-24, apa yang akan kamu sampaikan kepada dirimu sendiri?
Mungkin kamu tahu, aku adalah orang yang senang sekali bernostalgia. Tentang apapun. Apalagi tentangmu. Jadi, biar aku mulai dengan sebuah pertanyaan, "Sudah sampai mana kita hari ini?"

Tempatnya empat tahun lalu, ketika umurmu menginjak 20 tahun pada 2016, kita berkesempatan untuk mengabadikan momen di sebuah kegiatan bernama Semarak Bulan Bahasa di Auditorium Untirta. Saat itu, aku mengenakan kemeja dengan aksen kotak-kotak hitam dan merah yang aku beli di pasar dekat rumahku dan kamu mengenakan kemeja kotak-kotak beraksen ungu dan putih. Aku saat itu berkalung nametag panitia yang belum sempat diambil dan kamu hendak keluar dari audit karena sudah menyelesaikan tugas. Sudah ku sampaikan bukan, tentang bagaimana aku akhirnya menyukaimu?

Dengan sedikit keberanian, aku mengangkat gawaiku dan mendekat padamu dan disambut baik olehmu.

Sampai akhirnya, empat tahun berlalu sejak hari itu, tidak banyak yang berubah darimu, kecuali frame kacamatamu yang sudah beberapa kali berganti.

Sepertinya sudah banyak sekali yang kita lewati bersama, sampai aku bingung mau menceritakan yang mana. Beberapa kali aku berpikir, jika nanti kita akan berjalan masing-masing, aku pasti menjadi orang yang sangat sulit untuk melupakan apa yang sudah kita lewati bersama. Banyak sekali keadaan yang kadang membuatku mengalahkarena melihat beberapa momen bahagia kita dulu. Ketika kita bertengkat, lalu tidak sengaja aku melihat kolase foto kita dulu. Beberapa menit aku memperhatikan, setelah itu, luluh sudah egoku, dan aku meminta maaf untuk kesalahan yang entah siapa yang buat.

Di umur yang sudah menginjak seperempat abad dikurang satu, apa yang kamu harapkan dari dirimu? Apa yang kamu harapkan dari orang terdekatmu? Apa yang kamu harapkan dariku?

Sedikit yang bisa ku sampaikan saat ini adalah ucapan terima kasih. Terima kasih untuk umi, sudah melahirkan kamu ke dunia. Terima kasih kepada abi untuk kerja kerasnya, hingga akhirnya kamu berada pada titik ini. Terima kasih kepada adik-adikmu untuk teman diskusi dan teman berdebat. Terima kasih kepada sanak saudara yang mungkin secara tidak langsung, membentuk dirimu yang sekarang ini. Terima kasih kepada teman-teman, yang dekat maupun jauh, untuk menjadikan pemikiranmu yang luas seperti sekarang ini. Tidak lupa juga, terima kasih untuk dirimu, sudah ada sampai hari ini, bertumbuh dan berkembang menjadi perempuan hebat dan tangguh dengan sedikit kemampuan cengengnya.

Tiba di ujung pesan. Aku ingin sampaikan, saat ini tengah berusaha dengan berbagai cara yang baik. Melihat usia yang terus berjalan dengan detik, menit, hingga tahunnya, aku akan lebih berusaha dalam segala hal. Segera, semoga keluarga kita dipertemukan dalam sebuah hajat yang akan membahagiakan semua orang.

Jujur, pertambahan umurmu membuatku semakin ngaderegdeg. Namun, hal itu membuat aku semakin tertantang dengan berbagai problematikanya. Saat ini, aku ingin sampaikan, "Aku selalu berdoa dan juga berusaha dalam segi apapun untuk mencapai hari itu. Bersabarlah."

Namun tentu, ini bukan cuma tentang aku, bukan cuma tentang kamu, bukan cuma tentang aku dan kamu. Pernah aku sampaikan, "Selamatkan dirimu jika kamu melihat aku tidak bisa diharapkan. Jangan buang waktumu untuk mempertahankan ketidakyakinan."

Terima kasih. Selamat!

Jimi Ahmad Firlana
29 Oktober 2021


Tatapan musuh yang belum baikan selama 29 tahun


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arunika Yumna Rinjani

[PMS] Perjalanan Menikahi Shabrina

Dari Ayah untuk Bapak