Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

[Ruang Opini] Wisata Bencana - Erupsi Semeru

Gambar
  Tangkapan layar di atas cukup menunjukkan bagaimana masyarakat kita sulit memposisikan diri saat ada peristiwa duka di tanah air. Pada tulisan ini, gua bukan mau bercerita tentang diri gua. Berharap suatu hari gua membaca tulisan ini, bahwa pernah ada kejadian memalukan ketika di suatu daerah yang mengalami bencana. Maaf, koreksi. Bukan pernah, tapi sering ada kejadian memalukan. Kenapa gua sebut memalukan? Karena hal ini sangat tidak pantas di lakukan oleh manusia jika tujuannya untuk eksistensi. Garis bawahi kata eksistensi . Gua membuat rubrik berjudul Ruang Opini. Isinya adalah opini-opini gua tentang berbagai hal yang ingin gua tulis di blog ini. Opininya mungkin tidak selalu benar, tapi opininya adalah murni pandangan gua tentang hal tersebut. Membahas tentang Wisata Bencana. Hal ini bukan sesuatu yang baru. Ketika terjadi bencana di suatu tempat, entah itu gempa bumi, longsor, tsunami, atau yang baru-baru ini terjadi, erupsi Gunung Semeru, hampir selalu ada orang-orang bod...

Fa.na

Kata orang, dunia ini fana. Tapi tidak bagiku. Bagiku, dunia ini sangat fana. Terlihat dari banyaknya orang berlomba-lomba memperlihatkan kesedihannya, memperlihatkan bagaimana mereka sengsara, dan memperlihatkan kesulitannya untuk mendapatkan perhatian dari manusia lainnya yang tentu saja tidak peduli. Karena memang tidak ada yang peduli. -Dalam Commuter Line Jabodetabek, ketika jam berangkat dan pulang kerja- Ketika jam berangkat kerja, orang-orang merasa merekalah yang paling telat. Lari tanpa memperhatikan siapa di samping, depan, belakang, bahkan atas, yang selalu memperhatikannya tanpa kenal tempat dan waktu. Ketika jam pulang kerja, apalagi. Orang-orang berlomba-lomba menjadi aktor, memperlihatkan bahwa merekalah yang paling lelah setelah menghadapi hari. Terkesan Senin sampai Jumat menjadi raja terakhir yang terus berulang. Kau ibu-ibu tua yang lelah berjualan di pasar? Aku tak peduli, aku seharian bekerja duduk di kantor dengan pendingin udara, dan aku sekarang lelah, ingin du...

Gunung Rogojembangan? Puncak Tertinggi Pekalongan

Gambar
Pagi ini, saya sedang menganggur. Tidak melakukan apa-apa dan tidak ada yang dilakukan. Jadi, saya ingin bercerita tentang pengalaman saya mendaki sebuah gunung yang tidak familiar di kalangan para penikmat puncak gunung. Rogojembangan.  Secara administrasi, gunung ini berada di kawasan Banjarnegara dan Pekalongan, Jawa Tengah. Saya mendaki gunung ini pada tahun 2019. Sudah cukup lama, tapi semoga masih bisa menceritakan setiap perjalanannya secara detail. 14 Januari 2019, saya berangkat bersama kawan saya bernama Demong mengendarai sebuah motor matik dari kota bernama Tangerang. Pukul 21.00 berangkat dari Tangerang. Sampai di Gunung Ciremai pada tanggal 15 Januari 2019, kurang lebih pukul 13.00. Kenapa kok ke Gunung Ciremai? Karena sebelum ke Rogojembangan, saya ke Ciremai dulu berdua. Skip saja bagian Ciremainya, bisa diceritakan lain hari. Setelah dari Gunung Ciremai, saya menyambangi kediaman mbah kawan saya yang lain di Tegal. Kawan saya ini bernama Bayu. Dia sudah menunggu di...

Commuter Line

 Aku memilih untuk banyak belajar dari apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan. Suatu ketika, aku sedang berjalan jauh dengan trasportasi umum bernama Commuter Line. Anak muda seumuranku baru saja masuk bersamaku ke dalam sebuah gerbong. Lalu, ia langsung duduk di sebuah tempat duduk yang kosong. Aku? Memilih berdiri di tempat favoritku; samping pintu. Beberapa stasiun berlalu, ada seorang ibu paruh baya masuk. Ia terlihat lelah seperti sudah dipecundangi hari. Lantas apa yang terjadi? Anak muda seumuranku tadi langsung memejamkan matanya. Memang keadaan dalam gerbong itu cukup penuh. Tempat duduk pun penuh setelah melewati beberapa stasiun. Ironis. Ia memilih tidur dibandingkan memberikan tempat duduknya kepada ibu tadi. Aku memperhatikan sejenak, lalu kemudian orang itu datang, mencari orang yang pantas tempat duduknya diberikan kepada ibu tadi. Lalu berdirilah perempuan yang kelihatannya baru saja pulang dari kantornya. Berkalungkan lanyard, rambut terkuncir, dengan rok sebetis....

Masih

Setelah tahun demi tahun berlalu, kita masih saja bersama Memangnya, apa yang spesial dariku? Selain isi kepala yang tak akan pernah kau tahu isinya? Aku bisa saja tiba-tiba melontarkan pertanyaan, "Kenapa harus penyu yang umurnya 350 tahun? Kenapa bukan kita?" Apakah kamu bisa menjawabnya? Tentu, tidak tahu. Tidak tahu kamu bisa menjawab atau tidak Perjalanan sudah cukup panjang Aku menantikan seperti apa ujung jalan ini Akan melewati jalan rusak lagi? Melewati jalan berbatu lagi? Melewati persimpangan lagi? Atau sudah akan berhenti? Karena sudah berada di ujung jalan buntu, yang tidak ada alasan lagi untuk melanjutkan perjalanan Atau berlanjut ke jalan selanjutnya yang mengharuskan kita lebih bertanggungjawab Entahlah Kepalaku yang tidak seberapa ini terlalu pusing untuk memikirkannya Kamu bilang, kamu merasakan apa yang aku rasakan Tidak, sayang. Orang lain tidak bisa merasakan apa yang kita rasakan Mereka hanya mengira-ngira kamu sedang merasakan apa Tidak benar-benar tah...

24

Gambar
Di tahun ke-24, apa yang akan kamu sampaikan kepada dirimu sendiri? Mungkin kamu tahu, aku adalah orang yang senang sekali bernostalgia. Tentang apapun. Apalagi tentangmu. Jadi, biar aku mulai dengan sebuah pertanyaan, "Sudah sampai mana kita hari ini?" Tempatnya empat tahun lalu, ketika umurmu menginjak 20 tahun pada 2016, kita berkesempatan untuk mengabadikan momen di sebuah kegiatan bernama Semarak Bulan Bahasa di Auditorium Untirta. Saat itu, aku mengenakan kemeja dengan aksen kotak-kotak hitam dan merah yang aku beli di pasar dekat rumahku dan kamu mengenakan kemeja kotak-kotak beraksen ungu dan putih. Aku saat itu berkalung nametag  panitia yang belum sempat diambil dan kamu hendak keluar dari audit karena sudah menyelesaikan tugas. Sudah ku sampaikan bukan, tentang bagaimana aku akhirnya menyukaimu? Dengan sedikit keberanian, aku mengangkat gawaiku dan mendekat padamu dan disambut baik olehmu. Sampai akhirnya, empat tahun berlalu sejak hari itu, tidak banyak yang berub...

3 Bulan Terakhir

Gambar
Di tiga bulan terakhir,  gua lumayan sedikit menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang biasa gua jalani. Layout, bolak-balik Serang, WFH,  atau apapun yang biasa gua lakukan di rumah. Kecuali main dengan temen-temen deket gua. Beberapa waktu ini, gua cukup membatasi pertemuan sama mereka. Entah, salah satu alasannya adalah gua cukup minder  dengan diri gua yang sekarang. Katanya, hidup bukan sebuah perlombaan . Tapi nyatanya, banyak orang yang terus berusaha menunjukkan ia sudah sampai di titik mana. Membuat orang yang di belakang semakin merasa tertinggal. Katanya, hidup itu harus selalu melihat ke depan . Nyatanya, ketika kita melihat ke depan, kita hanya akan menyadari bahwa kita masih menjadi sebuah bayangan dari orang-orang yang ada di depan kita. Katanya-katanya itu adalah teori yang tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar. Bergantung bagaimana sudut pandang dan situasi saat kita menyikapi hal tersebut. Menurut gua. Ya intinya gua sedang menghindar. G...

Surat untuk yang Tersayang

Untukmu yang tersayang. Ini adalah surat yang ku tujukan untukmu, tentang bagaimana perasaanku selama ini. Ini bukan surat permintaan maaf, karena aku mungkin sudah tak pantas mengucapkan maaf. Ini adalah surat kekecewaanku pada diriku, karena kembali membawa kita pada sebuah jembatan panjang bernama jarak. - Sayang, sudahkah kamu memikirkan lelahnya bersamaku? - Selamat malam, sayang. Tiba-tiba saja, aku ingin menulis sebuah surat untukmu dengan tulisan tanganku yang jelek ini. Entah akan terbaca atau tidak, tapi semoga pesannya terbaca oleh perasaanmu. Sayang, aku ingin bertanya. Sudah berapa ribu kali kamu merasa lelah bersamaku? Bersama orang keras kepala, yang perasaannya tak akan pernah kamu tahu, karena aku sendiri tak tahu bagaimana perasaanku. Sayang, aku ingin bertanya. Apakah ketika kamu mengucapkan kata perpisahan, itu benar keluar dari hatimu atau hanya dari bibirmu? Sayang, aku ingin bertanya. Jika seandainya kita selesai di sini, apakah kamu tahu seberapa hancur hati dan...

Selera Musik 2

Setahun lebih berlalu setelah gua nulis "Selera Musik". Waktu itu gua seneng dengerin PTV sama SWS. Baru beberapa minggu ini gua dengerin genre yang agak lebih keras. Nggak cuma satu atau dua band, tapi beberapa band sekaligus. Mungkin gua sebutin beberapa aja, nggak semua. Contohnya, I Prevail, Blessthefall, Bearthooth, Escape The Fate, While She Sleep, Veil of Maya, As I Lay Dying, Bearthooth, A Day To Remember, Architects. Band-band ini bukan band tahun 90an. Tapi masih band 2000an. Gua rasa ketika orang denger lagu dengan dasar rock atau metal tahun 90an, mereka bakal familiar. Contohnya Slipknot, System of a Down, Dream Theater, Metallica. Ketika disetelin lagu-lagunya, pasti ada satu atau dua lagu yang, "Gua pernah denger nih lagu ini, tapi nggak tau lagu siapa dan apa judulnya." Hal itu terjadi ketika gua nginjek remaja. Dulu abang gua sering dengerin lagu begituan. Tahun 2004, ketika gua masih TK. Sekarang ketika diputerin lagu acak dari band itu, ada bebera...

Rudi Andi Wibowo

Gambar
Malam itu gua ngobrol sama abang gua. Abang yang berjarak 10 tahun lebih umurnya sama gua. Malem itu kita ngobrol banyak. Dari mulai nostalgia jaman dulu, cinta, pekerjaan, karir, dan pastinya keluarga. Selama 15 tahun lebih, setelah gua tau nama lengkap dia, baru malem itu gua ngobrol sedalem itu sama dia. Berasa akrab? Nggak. Rasanya kayak ngobrol sama temen yang nggak deket-deket banget, tapi punya hubungan darah dan sejarah. Abang gua ini adalah anak kecil di sebuah foto yang ketika dulu gua liat fotonya, gua merasa itu adalah gua.  Foto anak balita lagi digendong seorang bapak-bapak berkumis, itu bapak gua. Dulu, gua ngaku-ngaku bahwa itu adalah gua. Tapi nyatanya, itu bukan gua. Waktu berputar. Ketika gua unggah foto bertiga; dia, Panjul, gua. Temen gua beberapa kali sempet bilang kalo dia itu adalah gua di foto tersebut. Secara fisik, mungkin banyak kesamaan. Tapi, mungkin, secara pemikiran, kita nggak begitu banyak kesamaan. Terlepas dari umur dan status. Balik ke malem itu...

Asmara

Gambar
Haruskah gua menuliskan kisah asmara gua yang tidak seberapa ini? Baiklah. Mulai dari mana ya? Dari pertama tertarik aja kali ya. *** Waktu itu lagi bulan Oktober. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia akrab dengan Bulan Bahasa di bulan Oktober. Waktu itu kita mahasiswa baru, gua lagi jadi bagian kepanitiaan kegiatan yang punya nama Semarak Bulan Bahasa, kebetulan banget waktu itu tahun 2016, gua juga gak tau kenapa dan gak ngerti apa hubungannya. Jadi pada saat itu, kita ngadain lomba-lomba untuk memperingati Bulan Bahasa yang nanti puncaknya itu ada di tanggal 28, bertepatan sama Sumpah Pemuda. Tau kan Sumpah Pemuda itu apa? Bukan, bukan sumpah serapah atau janji-janji yang dikeluarkan pemuda yang tidak bertanggung jawab sehingga ada jargon "semua cowok sama aja" itu ada di dunia. Itu adalah baca ada di google banyak. Ya intinya kegiatan ini memperingati Sumpah Pemuda karena di teks Sumpah Pemuda itu ada bahasa-bahasanya. Simpel dan sangat tidak jelas. Saat itu gua ngeliat ...

Kapan Aku Ingat Kematian?

Gambar
Kau tahu? Setiap perjalanan Tangerang-Serang, Serang-Tangerang, aku hampir selalu memikirkan tentang kematian. *** 2017 Saat itu aku sedang dalam perjalanan pulang setelah penat menuntut ilmu dan organisasi di kampus Banten itu. Lelah rasanya. Ingin menghempaskan badan di antara kasur dan bantal rumah lalu ngah pak pik puk dengan mereka. Tak disangka, malam itu adalah malam yang cukup panjang. Aku terpelanting jatuh dari motor setelah mencoba menyalip truk besar. Salahku, menyalip dari kiri dan ada gundukan besar sialan itu, menerbangkan dan membuat aku tak seimbang ketika jatuh lagi ke bumi bersama motor kesayanganku yang sampai sekarang belum memiliki nama. Syukurnya hanya motorku yang terlindas, tidak dengan penumpangnya. Motor jatuh ke kanan terlindas ban truk besar bagian belakang. Aku jatuh ke kiri meraup aspal dengan seluruh tubuhku. Untungnya tidak ada kerikil yang masuk ke hidung seperti beberapa tahun silam. Beberapa saat setelah itu terjadi, aku duduk termangu, melihat b...

Untirta Press

Gambar
Jadi setelah sidang mau ngapain? Itulah pertanyaan yang sering muncul dari orang-orang terhadap gua. Jujur, gua pun gak tau. Dengan gelar Sarjana Pendidikan di belakang nama gua, gua saat ini belum kepengen jadi guru. Muncul lagi pertanyaan, "Kenapa malah kuliah pendidikan?" entahlah. Yang pasti, waktu gua lulus SMA, mata pelajaran yang paling gua sukain adalah Bahasa Indonesia. Beberapa bulan setelah lulus, gua bener-bener stres mau kerja apaan. Ngajar gak mau. Kerja lain gak punya kualifikasi. Bingung dan stres lah pokoknya. Dan gua sadar, terjadinya hal seperti ini adalah kesalahan gua. Akhirnya gua cari-cari kerjaan di portal lowongan kerja. Jobstreet, Linkedin, Kormo, sampe gua cari lowongan kerja di Instagram dan grup Facebook. Tapi, belum ada titik cerah. Ada beberapa panggilan, tapi nggak ada follow up lagi. Bingung, bener-bener bingung saat itu. Setelah gua lulus, gua kira bakal menyudahi titel beban keluarga. Tapi, malah ada titel beban keluarga seutuhnya. Ya, begit...